Selasa, 07 April 2015

Resume Buku Komunikasi Islam



RESUME
Buku               : Komuniasi Islam
Penulis             : Dr. Harjani Hefni, Lc., MA.
Penerbit           : IAIN Pontianak Press
Mata Kuliah    : Komunikasi Islami
Oleh                : Faisol
Fak./Jurusan    : Ushuluddin Adab dan Dakwah/Komunikasi dan Penyiaran Islam
                          Intitut Agama Islam (IAIN) Pontianak

Bab I
Pengertian, Ruang Lingkup dan Manfaat Mempelajari Komunikasi Islam
Komunikasi meruapakan suatu hal yang tak hentinya dibacarakan dan dilakukan oleh manusia. Hubungan sosial mahasiswa denga teman dan lingkungannya, keharmonisan dalam anggota rumah tangga selaltu tidak lepas dengan kounikasi, baik dan buruknya. Begitulah saking pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia.


Pengertian Komunikasi
Secara etimologi
Komunikasi secara aspek kebahasaan sebagaimana tersebu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia meruapakan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Intinya, terajadinya kontak antara antara dua orang atau lebih adlah disebut komunikasi.

Secara termenologi
Secara istilah ilmiah, komunikasi mempunya arti yang bervariatif sebagaimana dikemukaan oleh para ahli. Namun pada dasarnya, komunikasi merupakan suatu proses yang menejelaskan siapa, mengatakan apa, denga saluran apa, kepada siapa, dengan akibat atau hasil apa (who, say what, in whic chanel, to whom and what effect). Dengan bergamnya tawaran definisi komunikasi yang ada, bisa diapahami bahwa secara luas komunikasi merpakan berbagi pengalaman dan membagi pengalaman. Berbagi pengalaman (tawȃshul) merupakan model komunikasi dua arah dimana keduanya saling berbagi pengalaman, maksudnya berbagi informasi tentang pengalaman yang didapat oleh masing-masing pihak. Membagi pengalaman (ittishȃl) merupakan model komunikasi satu arah. Hal ini bisa dicontohkan, misalnya ada seseorang yang membagikan pengalaman hidupnya pada temannya, yang mana hal itu bisa berpengaruh pada sang teman untuk mengikuti jejak hidupnya.

Pengertian Islam
Secara etimologi
Jika mengacu pada pengertian kebahasaan yang ada dalam kamus, islam bisa diartikan sebagai kepasrahan, ketundukan, kedamaian.

Secara termenologi
Secara istilah Islam mempunyai banyak definisi yang variatif dari berbagi sudut pandang, yang mana semua itu saling melengkapi. Definisi yang paling masyhur adalah bahwa Islam merupakan agama yang diwahyukan oleh Allah melalui malaikat Jibril as. kepada nabi Muhammad Saw. sebagai rahmat bagi semesta alam.

Pengertian Komunikasi Islam
Setelah mengetahui definisi komunikasi dan definisi Islam, dapat diketahui secara jelas bahwa yang dimaksud Komunikasi Islam adalah komunikasi yang dibangun atas prinsip-prinsip Islam yang memiliki ruh, kedamaian, keramahan dan keselamatan.
Berdasarkan tujuannya, Komunikasi Islam upaya untuk membangun hubungan dengan diri sendiri, Sang Pencipta serta dengan sesama, dalam rangka untuk mendapatkan kedamaian, keramahan dan keselamatan dengan cara tunduk terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya.

Ruang Lingkup Komunikasi Islam
            Objek kajian komunikasi Islam terdiri dari tiga bentuk komunikasi yang merupakan satu paket yang tidak boleh dipisahkan, yakni komunikasi manusia dengan Allah, komunikasi manusia dengan dirinya sendiri, dan komunikasi manusia dengan dengan yang lainnya.
            Tiga bentuk komunikasi ini diidentikasi dari sebuah atsar dari Wahab ibn Munabbih yang diriwiyatkan oleh Imam Ahmad ibn Hanbal:
حَدَّثَنَا الْمُحَارِبِيُّ عَنْ عَمْرِو ابْنِ عَامِرٍ الْبَجَّالِيِّ  عَمَّنْ   اَخْبَرَهُ    عَنْ  وَهْبِ    ابْنِ   مُنَبِّهٍ, قَالَ :  مَكْتُوْبٌ   فِيْ حِكْمَةِ   آلِ  دَاوُدَ : " حَقٌّ عَلَى    الْعَاقِلِ    أَنْ    لَا  يَغْفَلَ  عَنْ   أَرْبَعِ   سَاعَاتٍ     مِنَ االنَّهَارِ  : سَاعَةٌ    يُنَاجِيْ  فِيْهَا  رَبَّهُ, وَ  سَاعَةٌ    يُحَاسِبُ  فِيْهَا  نَفْسَهُ,  وَ سَاعَةٌ   يَخْلُوْ  فِيْهَا  مَعَ  إِخْوَانِهِ الَّذِيْنَ   يَنْصَحُوْنَهُ   فِيْ  نَفْسِهِ  وَيَصُدُّوْنَهُ  عَنْ  عُيُوْبِهِ,  وَسَاعَةٌ    يُخَلِّيْ    بَيْنَ  نَفْسِهِ  وَبَيْنَ   لَذَّتِهَا  فِيْمَا    يَحِلُّ  وَيَجْمُلُ, فَإِنَّ  هَذِهِ  السَّاعَةَ    تَكُوْنَ  عَوْنًا  عَلَى    هَذِهِ  السَّاعَاتِ    وَاسْتِجْمَامِ الْقُلُوْبِ   وَفَضْلٍ  وَبُلْغَةٍ  " 
Al-Muharibi meneceritakan kepada kami dari Amr ibn Amir al-Bajjali, dari orang yang memberi tahu padanya, dari Wahab ibn Munabbih, beliau berkata: “Tertulis dalam hikmah Dawud: Sangat pantas bagi orang yang berakal untuk tidak lalai dari empat waktu pada siang hari: waktu untuk bermunajat kepada Tuhannya, waktu untuk mengevaluasi dirinya, waktu berkumpul dengan teman-temannya yang akan memberinya nasihat dan menunjukkan kekurangannya, dan waktu santai untuk hal yang halal dan baik, karena waktu ini (santai) dapat membantu waktu-waktu yang lain, meriangkan hati, meramahkan dan menjjadi modal (kekauatan)”

Manfaat Mempelajari Komunikasi Islam
Mempelajari Komunikasi Islam bertujuan untuk membimbing kaum muslimin secara khusus dan manusia secara umum agar mampu membangun komunikasi kepada Pencipta meraka, dengan diri sendiri, serta dengan sesama berdasarkan prinsip-prinsip Islam.



Bab II
Sumber Ilmu Komunikasi Islam
Ilmu Komunikasi Islam sebagai salah satu bagian baru dalam Ilmu Komunikasi memang belum mempunyai sumber secara metodologi ilmiah yang terformulasikan. Namun, sebenaranya, Ilmu Komunikasi Islam mempunya beberapa sumber baku yang “terpsah-pisah” yang memungkinkan untuk diformulasikan secara sistematis. Sumber-sumber yang dimaksud adalah 1). al-Qur’an; 2). as-Sunnah; 3). Kitab-kitab Ulama; 4). Ilmu Komuniksi – umum.
1.      Al-Quran
Al-Quran bisa dijadikan sumber dalam ilmu komunikasi,  karena al-Quran mempunyai beberapa fungsi, yang mana fungsi ini termasuklah juga dalam Ilmu Komunikasi Islam. Berikut fungsi-fungsi al-Quran:
a.       Hudȃ (Petunjuk)
Al-Quran berfungsi sebagai petunjuk, kaitannya dengan Ilmu Komunikasi Islam adalah bahwa dalam mempelajari ilmu ini, nantinya diharapkan komuniaksi yang terjadi tidak sebatas pada interaksi belaka, melainkan ada nilai plusnya. Nilai plusnya dalah, dalam Ilmu Komunikasi Islam, pesan yang disampaikan diarahkan sebagai petunjuk bagi orang yang terlibat dalam komunikasi itu.
b.      Furqȃn (Pembada)
Al-Quran sebagai pembeda anatar yang hak dan batil, antara yang halal dan haram. Kaitannya dengan mengapa Ilmu Komunikasi Islam mengambil sumber al-Quran yang bebrfunsi sebagai pemeda dlah bahwa diantara kekhasan Komunikasi Islam adalah meyakini bahwa komunikasi merupakan bagian dari ibadah. Oleh karenanya, komunikasi yang dibangun nantinya adalah komunikasi yang positif dengan menggunakan pesan-psan yang baik, tidak sembarang pesan atau kata yang dikeluarkan. Inilah salah satu bedanya dengan komunikasi biasa.
c.       Syifȃ’ (Obat)
Syifȃ’ artinya adalah obat. Obat adalah salah satu sarana dalam ikhtiar untuk menyembuhkan sakit. Sedangkan faktor sakit secar umum ada dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Diantara faktor eksternalnya adalah faktor komunikasi. Oleh itu, al-Quran sebagai obat  kaitannya dengan Ilmu Komunikasi adalah komunikasi yang dibangun nantinya diarahkan salah satunya untuk mengobati sakitnya pikiran dan hati. Salah satu dari bentuk koumnikasi yang ditawarkan dalam Komunikasi Islam adlah nasihat. Nasihat adlah salah satu komunikasi dalam Islam yang memiliki peran yang cukup signifikan dalam usaha mengobati kegundahan pikiran dan kegalaun hati, karena agana (Islam) memang identik dengan nasihat.
d.      Rahmat
Kata rahmah yang mempunyai banyak arti, salah satunya adalah kasih sayang. Maksudnya, dalam Komunikasi Islam, komunikasi yang dibangun nantinya adalah berupa dan dengan kasih sayang. Mislanya dalam berinteraksi dengan sesama muslim, Islam menawarkan komunikasi yang dikenal dengan istilah tawashaw bi al-marhamah (saling mengingatkan untuk menyayagi orang lemah dan memberikan sentuhan kelembutan).

            Sumber dan Refrensi
Al-Quran memang sebuah pedoman yang berfungsi sebagai petunjuk, pembeda, obat dan rahmat. Tetapi tidak semua orang mempunyai kemampuan independen dalam menggali ilmu dari al-Quran termasuklah Ilmu Komunikasi Islam. Dalam menggali Ilmu Komunikasi Islam dari al-Quran – agar terhindar dari kesalahan – bisa mengambil refernsi dari kitab-kitab tafsir, di anataranya :
1)      Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Quran,  karya Abu Ja’far Muhammad ibn Jarir al-Thabari
2)      Maalaim at-Tanzil, karya Abu Muhammad al-Husain ibn Mas’ud ibn Muhammad al-Farra’ al-Baghawi
3)      Tafsir al-Quran al-Adzim, karya Abu al-Fida’ Ismail ibn Umar ibn Katsir ad-Dimasqi
4)      Al-Durr al-Mantsur fi al-Tafsir al-Ma’tsur, karya Jalaludin Abdurrahman ibn Abu Bakr as-Suyuthi
5)      Mafatih al-Ghaib, karya Fakhruddin Muhammad ibn Umar ibn Husain ar-Razi
6)      Tafsir Jalalain, karya Jalaludin Abdurrahman ibn Abu Bakr as-Suyuthi dan Jalaluddin Muhammad ibn Ahmad ibn Muhammad al-Mahalli al-Mishri
7)      Ruh al-Maani fi Tafsir al-Quran al-Adzim wa as-Sabi’al  Matsani, karya Syihabuddin Muhammad al-Alusi.
8)      Al-Tafsir al-Munir fi al-Aqidah wa as-Syariah wa al-Manhaj, karya Wahbah az-Zuhaili
9)      Al-Furqon, karya A. Hasan
10)  Tafsir Al-Azhar, karya Hamka
11)  Tafsir An-Nur, karya Hasbi As-Shiddiqie
12)  Tafsir Al-Mishbah, karay M. Quraish Shihab
13)  Al-Quran dan Tafsirnya, disusun oleh Tim Penyelenggara Pentafsir Al-Quran.

2.      Al-Suunah (Hadis)
Kitab-kitab Hadis yang dijadikan rujukan dalam Buku Komunikasi Islam ini adalah :
a.       Shahih al-Bukhari, disusun oleh Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn Mughirah al-Ju’fi al-Bukhari
b.      Shahih Muslim, disusu oleh Muslimm ibn Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairi an-Naisaburi
c.       Sunan Abu Dawud, disusun oleh Abu Dawud Sulaiman ibn Al-Asy’ats ibn Ishaq ibn Basyir ibn Syihab ibn Amar ibn Amran al-Azdi as-Sijistani
d.      Sunan an-Nasa’i, disusun oleh Abu Abdirrahman Ahmad ibn Syu’aib ibn Ali ibn Bakar ibn Sinan an-Nasa’i
e.       Sunan Tirmidzi, disusun oleh al-Imam al-Hafidz Abu Isa Muhammad ibn Isa ibn Saurah ibn Musa ad-Dahhak as-Sulami at-Tirmidzi
f.       Sunan Ibnu Majah, disusun oleh al-Imam al-Hafidz Abu Abdillah ibn Muhammad ibn Yazid al-Quzwaini ibn Abdillah ibn Majah al-Qazwini

3.      Kitab-kitab Ulama
a.       Ihya’ Ulum ad-Dien, karya Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali at-Tushi
b.      Minhaj al-Qashidin, karya al-Maqdisi
c.       Riyadhus Shalihin, karya Muhyddin Abu Zakariya Yahya ibn Syaraf an-Nawawi
d.      Afat al-Lisan fi Dhauq al-Quran wa al-Sunnah, karya Said ibn ali ibn Wahf al-Qahtahni
e.       Adab al-Lisan, karya Abu Anan Majid an-Nabkani
4.      Ilmu Komunikasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar